Proses perpindahan penduduk dari daratan asia yang kini disebut propensi Yunan Cina selatan berlangsung antara tahun 3000-1500 sebelum masehi, mereka adalah kelompok yang mengembara hingga sampai di pulau Kalimantan dengan rute perjalanan melewati Hainan, Taiwan , pilipina kemudian menyeberangi laut cina selatan menuju Kalimantan Timur, pada saat itu perpindahan penduduk dari pulau satu ke pulau lain tidaklah begitu sulit kerena pada jaman es permukaan laut sangat turun akibat pembekuan es di kutub Utara dan Selatan, dengan hanya menggunakan perahu kecil bercadik yang diberi sayap dari batang bambu mereka dengan mudah menyeberangi selat karimata dan laut cina selatan menuju Kalimantan Timur.
Minggu, 26 Maret 2017
LEGENDA GUNUNG TONDOYAN DI SANGKULIRANG
Sebuah legenda cerita yang menarik dari suku Dayak ,tentang sebuah gunung yang bernama ''gunung tondoyan''yang sekarang,berada di wilayah Sangkuliang Kutai Timur,dikisahkan pada jaman dahulu kala ada lima orang bersaudara yang tinggal di sungai Bengalon,yang paling tertua bernama Ayus,dengan badan tinggi besar serta sakti mandraguna,kemudian adik adiknya seperti,Songo,Setu,Sentang,lalu satu satunya si adik paling bungsu yang perempuan ,cantik dan sangat pandai memasak bernama Silu(ia juga punya kesaktian tentang masak memasak).
Saudara saudara laki lakinya bekerja di ladang,dan menangkap ikan untuk keperluan sehari hari mereka berlima saudara tersebut,sedangkan Silu tinggal di rumah untuk memasak makanan dan menyiapkan makan para kakak kakaknya yang seharian bekerja di ladang,mereka ber lima hidup dengan damai,dan pangan mereka selalu terpenuhi walaupun terkadang panen gagal,menangkap ikan juga tidak dapat satupun(kakak Silu tidak tau kalau Silu punya kesaktian dalam mengolah makanan bila keadaan paceklik).
SEJARAH SANGKULIRANG
Kecamatan Sangkulirang adalah bagian dari wilayah kabupaten Kutai Timur dengan luas wilayah 3522,58 km2 yang telah dimekarkan sejak akhir tahun 2000 menjadi 3 kecamatan yaitu kecamatan Sangkulirang, kecamatan Kaliorang dan kecamatan Sandaran. Dan pada tahun 2005 kecamatan Sangkulirang dimekarkan kembali menjadi dua yaitu kecamatan Sangkulirang dan kecamatan Karangan.
LEGENDA BUAYA SUNGAI SANGATTA, KUTAI TIMUR
Buaya Sangata terkenal dengan keganasannya karena sering menyerang dan memangsa manusia. Namun ini tak terjadi begitu saja. Konon, kawanan buaya bertindak sedemikian lantaran keserakahan manusia sendiri.Jauh sebelum Sangata menjadi ibukota Kutai Timur, daerah itu hanyalah sebuah perkampungan kecil di pinggiran sungai. Pada waktu itu Sangata dipimpin oleh seorang Kepala Kampung bernama Tua Sohor. Ia mendapat restu dari Sultan Kutai untuk memimpin masyarakat di desa tersebut.
Tua Sohor ini terpilih karena selain memiliki keberanian juga selalu menjadi pemimpin dalam menghadapi berbagai gangguan, baik dari suku suku pedalaman maupun bajak laut Mindanau. Tua Sohor selain pemberani juga memiliki ilmu kekebalan tubuh dari berbagai senjata tajam. Karenanya dia disegani baik lawan maupun kawan.
LEGENDA KOTA SANGATTA
Konon dahulu kala disebuah hutan di Kalimantan Timur, ada sebuah kerajaan yang hanya dihuni ribuan burung enggang, masyarakat yang hanya dihuni burung enggang ini hidup damai dan tentram dengan burung enggang paling besar dan gagah adalah raja disini bernama Raja Emas Habang, karna warna tanduk Raja burung enggang ini berwana emas dan habang atau merah menyala paduan warna perak. Raja Emas Habang ini memerintah masyarakatnya dengan bijaksana, Raja ini terkenal dermawan, tidak sombong, dan memiliki jiwa rela berkorban, dia rela mati demi masyarakatnya jika suatu saat ada bahaya yang mengancam kerajaannya.
Raja Emas Habang belum memiliki pendamping hidup. Suatu hari burung enggang betina bernama Pinan berjualan buah-buahan di Kerajaan Emas Habang, dan raja itu tertarik dengan Pinan. Raja mendekati Pinan dan sepertinya Pinan merespon dengan baik. Masyarakat kerajaan pun sangat menyetujui hubungan mereka.
Raja Emas Habang belum memiliki pendamping hidup. Suatu hari burung enggang betina bernama Pinan berjualan buah-buahan di Kerajaan Emas Habang, dan raja itu tertarik dengan Pinan. Raja mendekati Pinan dan sepertinya Pinan merespon dengan baik. Masyarakat kerajaan pun sangat menyetujui hubungan mereka.
Langganan:
Postingan (Atom)